Hari ini Gokiel Abiez berkata mengenai":
Laporan wartawan Kompas.com, Hery Prasetyo dari Afrika Selatan
RUSTENBURG, KOMPAS.com — Di Afrika Selatan tepatnya di pinggiran Kota Rustenburg, ada sebuah resor yang luas dan begitu indah, yakni Sun City Resort. Resor itu menjadi tempat berlibur orang-orang penting di dunia, baik pemimpin negara maupun selebriti. Ternyata, perintisnya orang Indonesia.
Dia adalah Herliane Portenschlager. Keturunan Belanda-Ambon yang sudah tinggal di Afsel selama 20 tahun. Dia pengonsep salah satu hotel berbintang 6 di resor itu, Palace of Lost City, sekaligus kawasan pendukungnya. Hotel ini pernah menjadi tempat berlibur Frank Sinatra, Cliff Richard, Elton John, dan Michael Jackson. Beberapa pemimpin dunia juga suka menginap di sini. Bahkan, setiap tahun Miss Universe selalu mampir di sini. Sun City sudah menjadi tempat populer orang penting dunia.
Ketika ditemui Kompas.com di Sun City, Kamis (24/6/2010), dia tampak bahagia. Dengan semangat, dia menjalani wawancara, bahkan mengajak untuk berkeliling di resor mewah Sun City. "Saya tadinya ragu ketika ditawari International Head Hunter dari Toronto, Kanada, untuk menggarap hotel dan kawasannya di Sun City. Tapi, suami saya mendukung. Akhirnya, saya pun berangkat pada 1990, ketika Afsel masih memakai politik apartheid," tutur Herliane membuka pembicaraan.
Herliane bersuamikan orang Austria, Alfred Portenschlager, yang juga praktisi hotel. Namun, sang suami mendukung langkahnya. Anak pensiunan TNI, Lambert Pelumpessy, ini juga tak mengira akan kerja di perhotelan. Dia bahkan bercita-cita menjadi dokter dan mengambil jurusan kedokteran di Universitas Atmajaya Jakarta.
Namun, karena takut mayat, dia pindah ke akademi perhotelan di Bandung. Ini ternyata membawanya berkelana ke seluruh dunia dari hotel ke hotel sebagai public relation (PR). "Saya mengawali kerja di Sheraton, Sydney, Australia, kemudian ke Amerika Serikat di Four Season. Setelah itu, saya menjadi spesialis pembuka hotel. Saya yang membuka Hotel Sari Pan Pasific di Jakarta, Oriental di Tenesse, Hilton di Texas, Marriot di Florida, Ritz di Atlanta," kata Herliane yang lahir di Amsterdam, Belanda 57 tahun lalu.
Dia juga pernah menjadi PR hotel di Hongkong, Filipina, dan Singapura. Tiba-tiba, dia ditawari membuka hotel di Afsel pada 1990. "Dulu warga Indonesia tak boleh ke Afsel. Saya pun memakai visa Austria. Sebab, saya warga negara Austria dan Indonesia," katanya.
Sun City awalnya dibangun orang Afsel keturunan Lithuania, Sol Kerzner. Ini resor yang dirancang sebagai kawasan elite dunia. Kemudian, Herliane mengonsep hotel mewahnya, sekaligus fasilitasnya agar benar-benar menjadi resor elite kelas dunia. "Saya yang mengonsep Palace of Lost City Hotel berbintang 6 agar menjadi standar elite dunia. Pembangunan dimulai tahun Desember 1990 dan dibuka pada 1992," ungkapnya.
Dalam sekejap, resor Sun City pun menjadi tempat elite dunia. Tepat di lembah, resor ini memiliki danau buatan, laut buatan, tempat konferensi, dua lapangan golf, kasino, mal, gempa buatan, dan berbagai fasilitas lain yang akhirnya mirip kota kecil yang indah, aman, dan elite, bertaraf internasional.
"Resor ini sudah beberapa kali mendapat penghargaan sebagai resor terbaik dunia. Maka dari itu, wajar jika banyak selebriti dan pemimpin dunia sering ke sini. Michael Jackson saja sampai betah dua bulan di sini," ungkap Herliane yang menjadi PR sekaligus penanggung jawab resor.
Herliane pun jadi terbiasa berhubungan dengan tokoh dunia. Bahkan, ketika Jacko tinggal di situ, dia sering diajak Jacko mengobrol dan jalan-jalan di sekitar resor. Namun, tak mudah membangun Sun City menjadi resor elite.
"Dulu tak ada kantor. Saya berteduh seadanya sambil terus mengawasi pembangunan. Debu di mana-mana. Untuk membangun fondasi Palace of Lost City saja butuh 9 bulan. Pokoknya susah," tutur Herliane yang bisa 12 bahasa itu.
Namun, dengan kerja keras, akhirnya resor itu jadi juga. Bahkan, ia kini menjadi kawasan indah di sebuah lembah yang menjadi favorit tokoh-tokoh dunia. Selain ada Palace of Lost City Hotel, resor tersebut kini juga memiliki Cabanas Hotel, Sun City Hotel, dan Ceascade Hotel.
Meski sudah lama melanglang buana, Herliane tak lupa Indonesia. "Saya tetep cinta Indonesia. Setiap 17 Agustus saya datang ke KBRI dan menangis. Tiga tahun lagi saya akan pensiun dan ingin tinggal di Indonesia," ujarnya.
"Kalau di Indonesia ingin memanfaatkan ilmu saya, silakan. Saya siap berbagi ilmu," jawab Herliane yang kini sudah menjadi ahli perhotelan dunia. "Yang pasti, saya ingin tinggal di desa di Indonesia dan dekat sawah. Saya rindu Indonesia, rindu tahu dan tempe," akunya.
Selama Piala Dunia 2010, Herliane mengaku sangat sibuk. Pasalnya, Inggris menyewa lapangan golf di sana, sedangkan Ghana menyewa kamar di Hotel Cabanas. Meski tak berhubungan langsung dengan kedua tim itu, dia mengaku sibuk mengoordinasi stafnya untuk menjamin kepuasan Inggris dan Ghana.
Sumber : http://bola.kompas.com/read/xml/2010/06/25/13422417/Putri.Indonesia.Perintis.Resor.Dunia-12