JOHANNESBURG – Ibarat pepatah, nasib Prancis sudah jatuh tertimpa tangga. Di tengah prahara yang mendera intern tim, Les Bleus gagal melanjutkan langkah ke babak 16 besar Piala Dunia 2010 yang berlangsung di Afrika Selatan. Menyakitkan lagi, kegagalan Patrice Evra dkk di ajang piala dunia dengan segala problemnya, menjadi bahan tertawaan dunia.
Itu setidaknya diungkapkan Christophe Dugarry, mantan punggawa Les Bleus menyindir kegagalan timnas di ajang piala dunia tersebut. “Mereka bermain di piala dunia, bukan di turnamen kelas enam,” keluh Dugarry di ESPN Star. “Seluruh dunia menertawakan kami hari ini,” ujarnya.
Prancis memang tak pernah sepi dari pembicaraan. Bahkan sejak sebelum dimulainya turnamen, mereka sudah dihujani kritik lantaran permainan mereka tak cukup meyakinkan. Bahkan untuk lolos ke piala dunia pun, mereka butuh gol William Gallas yang berbau handball dari Thierry Henry.
Wajat jika Les Bleus menunai sindiran. bahkan cemohan banyak pihak. Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Tim asuhan Raymond Domenech tidak hanya gagal mengamankan tiket. Tapi juga menelan kekalahan memalukan di laga terakhir Grup A. Dalam pertandingan di Stadion Free State, Bloemfontein, Selasa (22/6) malam, Prancis dikalahkan tuan rumah Afrika Selatan 2-1.
Hasil tersebut menempatkan Prancis sebagai juru kunci klasemen Grup A. Sebuah hasil yang sungguh ironis bagi kampiun Piala Dunia 1998 dan runner-up empat tahun lalu. Mereka difavoritkan lolos sebagai juara Grup A. Namun kini harus meninggalkan Afrika Selatan lebih awal dengan kepala tertunduk.
Malapetaka Prancis kemarin malam sudah terlihat saat Afrika Selatan unggul 2-0 pada babak pertama. Prancis makin terpuruk setelah wasit Oscar Ruiz mengkartu merah Yoann Gourcuff lima menit setelah Bongani Khumalo membuka keunggulan tuan rumah pada menit ke-20.
Berselang 12 menit setelah Gourcuff keluar lapangan, Katlego Mphela menggandakan keunggulan Afrika Selatan. Prancis baru bisa memperkecil ketinggalan di menit ke-70 melalui gol Florent Malouda. Namun itu tak cukup untuk mengangkat Prancis dari keterpurukan.
“Sekarang bukan saat yang tepat untuk menganalisa apa yang terjadi. Tim ini punya potensi besar. Tim Prancis tidak akan pernah mati,” kata Domenech.
Senasib dengan lawannya, Afrika Selatan juga gagal melanjutkan langkah ke babak 16 besar. Tim Bafana Bafana bahkan jadi tim tuan rumah pertama yang tersingkir di putaran grup Piala Dunia. Tapi Afrika Selatan meninggalkan lapangan dengan kepala tegak meski gagal mengamankan tiket ke babak berikutnya.
“Seluruh pemain membuat saya bangga. Mereka membuat negeri ini bangga dengan menunjukkan penampilan terbaiknya,” kata pelatih Afrika Selatan, Carlos Alberto Parreira.
Suara nyaring vuvuzela mengiringi langkah pemain Afrika Selatan ketika meninggalkan lapangan. Mereka memang sedih karena timnya gagal melanjutkan langkah. Tapi senyum tetap terkembang atas performa bagus yang ditampilkan tim.
“Kemenangan ini mengembalikan moral dan patriotisme di negeri ini. Kami memang tersingkir. Tapi kami masih menang karena menjadi tuan rumah Piala Dunia,” kata Katiya Mongezi, warga negara Afrika Selatan yang merayakan kemenangan timnya di Johannesburg.
Langkah Prancis dan Afrika Selatan berakhir setelah Uruguay mengalahkan Meksiko 1-0 dalam partai Grup A lainnya di Stadion Royal Bafokeng, Rustenburg. Uruguay lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup. Sementara Meksiko maju sebagai runner-up.
Gol tunggal untuk kemenangan Uruguay dicetak striker Luis Suarez pada menit ke-43. Di babak 16 besar, kampiun Piala Dunia 1930 dan 1950 ini bertemu runner-up Grup B, Korea Selatan. Sementara Meksiko menantang juara Grup B, Argentina, lawan yang sangat ingin mereka hindari.
“Kami harus bermain lebih baik sekarang,” kata pelatih Meksiko, Rafael Marquez.
Meski langkah Afrika Selatan terhenti di putaran grup, para petinggi negara ini minta warganya untuk tetap memenuhi stadion. Sempat muncul kekhawatiran tersingkirnya Afrika Selatan akan berimbas pada kosongnya kursi penonton.
Apa pun yang terjadi sekarang, investasi raksasa dan terciptanya ribuan lapangan kerja telah mengangkat perekonomian Afrika Selatan. Hal itu ditegaskan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma. “Perhelatan ini sudah membuka kesempatan yang membuat perekonomian kami lebih berkembang pesat usai Piala Dunia 2010,” kata Zuma. rey
Sumber : http://www.surabayapost.co.id