NAMA Tanjung Berukang diambil dari nama ikan yang berada di sungai itu. Pada tahun 60-an sesepuh desa bernama Hj Mida, menjadikan nama ikan itu menjadi nama tempat. Diceritakan oleh generasi ke tiga bernama Samsudin (65), yang pertama mendiami wilayah pesisir itu adalah keluarga Hj Mida. Keluarga yang berjumlah 7 orang itu adalah pelarian dari Makassar karena tragedi G30S/PKI sekitar tahun 60-an silam. Untuk mencari keselamatan, akhirnya 7 orang yang tergabung dalam satu keluarga itu memutuskan untuk tinggal di pesisir pantai itu dan bekerja sebagai nelayan. "Karena dulu di Makasar rusuh masalah PKI, makanaya nenek saya sekeluarga dengan menggunakan kapal, lari dari Makasar dan terdampar di sini," ungkap Samsudin menceritakan tentang sejarah Tanjung Berukang.
Sekitar 20 tahun generasi pertama hingga generasi ke tiga menempati tanjung yang berada di selatan Tanjung Berukang. Kemudian seluruh warga yang berjumlah 40 jiwa itu memutuskan untuk pindah ke kawasan sebelah. Perpindahan itu bukan tanpa sebab dan alasan. Menurut penuturan warga sekitar, daerah yang dulu dihuni sangat angker. Selain sering dihantui makhluk gaib, warga juga sering terjangkit penyakit misterius. Sehingga seluruh warga memutuskan untuk pindah ke Salok Luang (Bahasa Bugis) atau dalam bahasa Indonesia nya adalah sungai dalam yang saat ini dinamai Tanjung Berukang.
"Seingat saya, seluruh keluarga kami pindah ke sini (Tanjung Berukang, Red) pada tahun 1982. Waktu itu kondisi desa sangat menyeramkan. Selain angker hampir setiap hari ada yang kena penyakit aneh, makanya nenek memutuskan untuk pindah," tuturnya.
Hingga saat ini Tanjung Berukang masih terkenal wilayah yang cukup angker. Walaupun tak separah dulu, namun warga yang tinggal di kawasan tersebut mengaku masih kerap diganggu semacam mahluk halus yang konon katanya penunggu wilayah tersebut.
Bahkan tak jarang korban jiwa berjatuhan akibat sejumlah penyakit aneh yang menyerang warga sekitar. "Kalau di sini enggak boleh macam-macam, karena wilayah ini masih terkenal mistis. Beberapa orang sudah pernah meninggal karena penyakit aneh yang tak bisa disembuhkan," ujar Sodikin, salah seorang warga sekitar pada Sapos.
Hingga saat ini penyakit tersebut masih miterius. Pembengkakan pada leher yang terjadi secara tiba-tiba membuat sejumlah warga tak mampu hidup lama. Bahkan ada yang pernah ditangani oleh tim medis di satu rumah sakit di Samarinda, namun menurut diagnosa kedokteran korban tak terkena penyakit, hanya semacam terjadi penyempitan saluran pernapasan karena sebuah cekikan.
"Dulu ada yang sempat dibawa ke rumah sakit, tapi kata dokter korban hanya mengalami penyempitan saluran pernapasan karena cekikan. Itu kan aneh. Padahal beberapa jam sebelumnya kondisi si korban baik-baik saja. Tapi saat ditemukan di empang (tambak, Red) kondisinya sudah kejang-kejang," jelas Sodikin.
Tanjung Berukang memang masih menjadi wilayah pesisir yang misterius. Hingga saat ini masih belum ada yang mengetahui penyakit jenis penyakit apa yang menghantui warga dan bagaimana cara menaggulanginya
Sumber : http://sohib-dika-bisnis.blogspot.com/2010/06/heboh-di-indonesia-ada-daerah-yang.html