Jumat, 16 April 2010
Hari ini Gokiel Abiez berkata mengenai"
VIVAnews - Kasus bayi kembar siam di Indonesia masih cukup tinggi. Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) setidaknya pernah menangani sekitar 30 kasus. Mayoritas menimpa keluarga kelas menengah ke bawah.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSCM, Omo Abdul Madjid, mengatakan, bayi kembar siam bisa dideteksi sejak masih berada di dalam kandungan.
Deteksi detail mengenai kondisi bayi di dalam kandungan bisa dilakukan melalui pemeriksaan USG (Ultra-sonography). "Ciri-cirinya fisiknya antara lain, perut ibu hamil lebih besar dari usia kandungan," katanya di RSCM, Jakarta, Kamis, 15 April 2010.
Namun, Omo tak dapat menjelaskan detail mengenai penyebab terjadinya bayi kembar siam. "Kasus bayi kembar siam bisa terjadi karena proses pemisahan yang tak sempurna," ujarnya.
Keberhasilan penanganan kasus bayi kembar siam juga tergantung kondisinya. Pada 15 Maret 2010, RSCM berhasil memisahkan bayi kembar siam Lulu dan Lala yang dirujuk dari RSUD Soedarso Pontianak. "Jenisnya omfalopagus, artinya melekat pada daerah sekitar pusar," ujarnya.
Bayi itu lahir secara caesar di Pontianak, 13 Juni 2009 dengan berat total 5,2 kilogram dan panjang 40 sentimeter. Mereka mulai menjalani perawatan di RSCM sejak 20 Januari 2010. "Kondisinya setelah persalinan baik. Masing-masing memilki organ tubuh lengkap dan berfungsi baik, tapi terdapat penyatuan di daerah perut dan pada organ hati," ujarnya.
Kondisi bayi mulai membaik pascaoperasi yang menghabiskan dana Rp 350 juta itu. Namun, keduanya masih harus beradaptasi. "Ada gangguan tapi wajar. Gerakan motorik masih kurang bagus, salah satu bayi masih belum bisa duduk," ujarnya.
Dokter spesialis bedah anak yang memimpin operasi itu, dr Amir Thayeb, mengatakan, operasi pemisahan bayi Lulu dan Lala telah diperkirakan keberhasilannya karena masing-masing bayi memiliki organ lengkap. Organ yang menempel juga tidak banyak, hanya hati.
:
http://kosmo.vivanews.com/news/read/144308-deteksi_dini_bayi_kembar_siam
YOU MIGHT ALSO LIKE