Partai Golkar menilai kekalahan timnas sepakbola Indonesia dalam leg pertama final Piala AFF atas Malaysia bukan karena kesalahan Ketum PSSI Nurdin Halid atau politisasi parpol tertentu. Golkar juga tidak setuju dengan wacana untuk menurunkan Nurdin Halid.
"Kalau memang bagus tentu pasti menang. Ya kalau sudah besar kepala, malas latihan, dan tidak disiplin ya pasti kalah," ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, kepada wartawan di Jakarta, Senin (27/12/2010).
Hal ini disampaikan Bambang mengomentari desakan agar Nurdin Halid yang juga Koordinator Wilayah Sulawesi DPP Partai Golkar ini ditarik dari posisi Ketua PSSI.
Menurut Bambang, kegagalan timnas bukan juga salah PSSI semata. Menurutnya, kenyataan pahit buruknya permainan timnas sepakbola Indonesia juga adalah kesalahan Presiden SBY.
"Yang pasti, negara ini gagal tidak saja dalam hal mensejahterakan rakyat di bidang ekonomi, pembangunan, penegakan hukum tapi juga adalah kegagalan kepala pemerintahan dalam melakukan pembinaan olahraga sepakbola," kritik Bambang.
Dan oleh karenanya, menurut Bambang, wacana mengganti Nurdin Halid menjadi tidak relevan. Menurutnya, pergantian Nurdin tak serta merta meningkatkan mutu sepakbola tanah air. Pemerintah justru diminta berterima kasih kepada seorang pemerhati sepakbola seperti Nurdin Halid.
"Yang harus dievaluasi adalah apa negara selama ini telah cukup mendanai pembinaan olah raga sepakbola. Dorongan pergantian Nurdin Halid tidak relevan. Justru negara harusnya memberikan apresiasi kepada orang-orang yang selama ini berkorban bagi pembinaan olahraga sepakbola di Tanah Air," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan desakan agar Nurdin Halid mundur terus diteriakkan di spanduk, poster dan forum dunia maya. Desakan dikarenakan dalam pertandingan final leg pertama AFF Suzuki Cup di Stadion Bukit Jalil semalam, timnas dipaksa menyerah 0-3 oleh tuan rumah Malaysia.
Pertandingan sempat terhenti 6 menit pada babak kedua akibat terganggu ulah suporter Malaysia yang menyorotkan laser ke beberapa pemain Indonesia.
Sumber : http://www.wandinews.com/2010/12/bela-nurdin-halid-golkar-salahkan-sby.html
"Kalau memang bagus tentu pasti menang. Ya kalau sudah besar kepala, malas latihan, dan tidak disiplin ya pasti kalah," ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, kepada wartawan di Jakarta, Senin (27/12/2010).
Hal ini disampaikan Bambang mengomentari desakan agar Nurdin Halid yang juga Koordinator Wilayah Sulawesi DPP Partai Golkar ini ditarik dari posisi Ketua PSSI.
Menurut Bambang, kegagalan timnas bukan juga salah PSSI semata. Menurutnya, kenyataan pahit buruknya permainan timnas sepakbola Indonesia juga adalah kesalahan Presiden SBY.
"Yang pasti, negara ini gagal tidak saja dalam hal mensejahterakan rakyat di bidang ekonomi, pembangunan, penegakan hukum tapi juga adalah kegagalan kepala pemerintahan dalam melakukan pembinaan olahraga sepakbola," kritik Bambang.
Dan oleh karenanya, menurut Bambang, wacana mengganti Nurdin Halid menjadi tidak relevan. Menurutnya, pergantian Nurdin tak serta merta meningkatkan mutu sepakbola tanah air. Pemerintah justru diminta berterima kasih kepada seorang pemerhati sepakbola seperti Nurdin Halid.
"Yang harus dievaluasi adalah apa negara selama ini telah cukup mendanai pembinaan olah raga sepakbola. Dorongan pergantian Nurdin Halid tidak relevan. Justru negara harusnya memberikan apresiasi kepada orang-orang yang selama ini berkorban bagi pembinaan olahraga sepakbola di Tanah Air," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan desakan agar Nurdin Halid mundur terus diteriakkan di spanduk, poster dan forum dunia maya. Desakan dikarenakan dalam pertandingan final leg pertama AFF Suzuki Cup di Stadion Bukit Jalil semalam, timnas dipaksa menyerah 0-3 oleh tuan rumah Malaysia.
Pertandingan sempat terhenti 6 menit pada babak kedua akibat terganggu ulah suporter Malaysia yang menyorotkan laser ke beberapa pemain Indonesia.
Sumber : http://www.wandinews.com/2010/12/bela-nurdin-halid-golkar-salahkan-sby.html