Paniki Dimasak Santan, RW Selera Pedas
Saat menonton tayangan Fear Factor, kita kadang ngeri melihat orang-orang disuruh makan ulat, kecoa, dan makanan ekstrem lain. Sesungguhnya, di negeri ini ada warga yang terbiasa menyantap makanan yang bisa dikategorikan ekstrem.
BAGI sebagian besar orang, Sulawesi Utara sering diidentikkan dengan 3B (Bubur Manado, Boulevard, dan Bunaken). Tapi, Sulut juga kaya budaya dan keindahan alam.
Bahkan, kalau mau mencoba yang tidak biasa, salah satu daerah di Sulut juga menawarkan wisata ekstrem. Tapi, jangan bandingkan wisata ekstrem di sana dengan arung jeram, bungee jumping, atau panjat tebing. Yang ektrem di sana justru pasar, tepatnya Pasar Hewan Tomohon, dan wisata kuliner.
Penasaran? Jika tidak sedang macet, Tomohon bisa dicapai dalam 30-40 menit dari Manado. Jalannya yang menanjak dan berkelok-kelok menawarkan sensasi petualangan. Dalam perjalanan ke Tomohon itu, kita bisa melihat Teluk Manado dari ketinggian. Sungguh elok.
Wisatawan yang berniat ke Tomohon banyak yang memilih menginap di Manado. Tapi, bila ingin menikmati suasana malam Tomohon, banyak juga resort dan cottage di kaki Gunung Lokon dan Mahawu itu.
Yang menginap di Manado biasanya wisatawan yang mengikuti biro perjalanan. Jadi, segala akomodasi dan transportasi sudah diurus biro perjalanan.
Bila tidak ikut tur, Tomohon bisa dicapai dengan bus dari Terminal Karombasan, Manado. Tarifnya Rp 6 ribu per orang. Bus akan berhenti di Terminal Beriman Tomohon. Dari sana, kita cukup jalan kaki ke Pasar Beriman Tomohon di Kelurahan Paslaten, Kecamatan Tomohon Timur. Sebab, terminal dan pasar itu bersebelahan.
Yang perlu diingatkan, mungkin, siap-siap mental dulu sebelum masuk Pasar Tomohon. Sekadar ilustrasi, banyak wisatawan asing yang datang ke sana yang akhirnya memutuskan tidak jadi masuk pasar. ''Mereka bilang kasihan melihat hewan-hewan ini dibunuh, dibakar, dipotong-potong, dan dijual untuk dimakan,'' ujar Karel Kaunang, salah seorang penjual kelelawar (biasa disebut paniki) di pasar Tomohon.
Kelelawar? Itu memang keunikan Pasar Tomohon. Yang dijual di sana adalah daging hewan yang, di sebagian besar masyarakat di negeri ini, tidak biasa dikonsumsi. Kelelawar, di sana disebut paniki, hanya salah satunya. Di Pasar Tomohon juga dijual daging ular piton, anjing (biasa disebut RW), babi, bahkan kera. Wow!
Ngeri? Sebetulnya, ada dua pasar yang tiap hari menjual daging hewan tak biasa itu di Sulut. Yakni, Pasar Beriman Tomohon dan Pasar Langowan. Namun, yang sering dikunjungi wisatawan memang Pasar Beriman Tomohon.
Di sana, daging binatang-binatang tersebut biasa disajikan sebagai menu utama saat ada hajatan. Misalnya, perayaan ulang tahun, pernikahan, atau syukuran rumah baru. Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon pun selalu menghidangkan masakan ekstrem itu tiap menggelar hajatan. Wali Kota Tomohon Jefferson Soleman Montesque Rumajar memang doyan masakan tersebut.
Memasaknya? Paniki, tikus, dan ular piton biasa dimasak dengan santan. Sedangkan RW umumnya dimasak pedas. ''Biasanya, seekor anjing membutuhkan satu liter rica (cabe merah, Red). Rasanya akan tambah strong jika disiram satu sloki cap tikus,'' tutur Artur Rotinsulu, warga Tomohon yang mengaku menyiapkan anggaran khusus untuk menghidangkan menu-menu ekstrem tersebut. Cap tikus yang dia sebut itu adalah minuman keras khas Manado yang terbuat dari aren.
Khusus daging babi, banyak pilihan cara memasak. Misalnya, dibakar (satey ragey), dimasak di bambu (tinorangsak, pangi), atau dimasak loba (dengan kecap manis dan gula aren). Bahkan, seekor babi kadang dipanggang sekaligus (babi guling) dengan ditaburi mentega dan perutnya diisi sayuran.
Daging kelelawar, tikus, RW, dan ular piton harus dibakar dulu sebelum dimasak. Membakarnya juga sampai gosong untuk memastikan daging benar-benar masak. Setelah itu, baru daging tersebut dipotong-potong untuk dimasak. "Kalau daging kelelawar harus direbus lagi sekitar dua jam," terang Vera Ruus, salah seorang tukang masak asal Kelurahan Kakaskasen.
Tentu pengunjung yang ingin mencicipi menu ekstrem tersebut tidak perlu beli daging di Pasar Tomohon, lalu memasaknya sendiri. Di Tomohon, Manado, dan daerah lain di Sulawesi Utara ada rumah makan yang menjual menu ekstrem itu. Sebut, misalnya, RM Megfra, Heng-Mien, Tinoor Jaya, Nathan, Pemandangan, Imanuel Ragey, dan Kawangkoan Ragey.
Rumah makan yang menyajikan menu ektrem tersebut umumnya berdiri di sepanjang jalan Manado-Tomohon. Wisatawan bisa mencicipinya sambil menikmati pemandangan Kota Manado dari ketinggian.
Yang ingin mencicipi menu tersebut disarankan mampir ke rumah makan sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Tomohon. Sebab, jika telanjur melihat daging hewan-hewan itu di pasar, dikhawatirkan wisatawan jadi ngeri memakannya.
Saat menonton tayangan Fear Factor, kita kadang ngeri melihat orang-orang disuruh makan ulat, kecoa, dan makanan ekstrem lain. Sesungguhnya, di negeri ini ada warga yang terbiasa menyantap makanan yang bisa dikategorikan ekstrem.
BAGI sebagian besar orang, Sulawesi Utara sering diidentikkan dengan 3B (Bubur Manado, Boulevard, dan Bunaken). Tapi, Sulut juga kaya budaya dan keindahan alam.
Bahkan, kalau mau mencoba yang tidak biasa, salah satu daerah di Sulut juga menawarkan wisata ekstrem. Tapi, jangan bandingkan wisata ekstrem di sana dengan arung jeram, bungee jumping, atau panjat tebing. Yang ektrem di sana justru pasar, tepatnya Pasar Hewan Tomohon, dan wisata kuliner.
Penasaran? Jika tidak sedang macet, Tomohon bisa dicapai dalam 30-40 menit dari Manado. Jalannya yang menanjak dan berkelok-kelok menawarkan sensasi petualangan. Dalam perjalanan ke Tomohon itu, kita bisa melihat Teluk Manado dari ketinggian. Sungguh elok.
Wisatawan yang berniat ke Tomohon banyak yang memilih menginap di Manado. Tapi, bila ingin menikmati suasana malam Tomohon, banyak juga resort dan cottage di kaki Gunung Lokon dan Mahawu itu.
Yang menginap di Manado biasanya wisatawan yang mengikuti biro perjalanan. Jadi, segala akomodasi dan transportasi sudah diurus biro perjalanan.
Bila tidak ikut tur, Tomohon bisa dicapai dengan bus dari Terminal Karombasan, Manado. Tarifnya Rp 6 ribu per orang. Bus akan berhenti di Terminal Beriman Tomohon. Dari sana, kita cukup jalan kaki ke Pasar Beriman Tomohon di Kelurahan Paslaten, Kecamatan Tomohon Timur. Sebab, terminal dan pasar itu bersebelahan.
Yang perlu diingatkan, mungkin, siap-siap mental dulu sebelum masuk Pasar Tomohon. Sekadar ilustrasi, banyak wisatawan asing yang datang ke sana yang akhirnya memutuskan tidak jadi masuk pasar. ''Mereka bilang kasihan melihat hewan-hewan ini dibunuh, dibakar, dipotong-potong, dan dijual untuk dimakan,'' ujar Karel Kaunang, salah seorang penjual kelelawar (biasa disebut paniki) di pasar Tomohon.
Kelelawar? Itu memang keunikan Pasar Tomohon. Yang dijual di sana adalah daging hewan yang, di sebagian besar masyarakat di negeri ini, tidak biasa dikonsumsi. Kelelawar, di sana disebut paniki, hanya salah satunya. Di Pasar Tomohon juga dijual daging ular piton, anjing (biasa disebut RW), babi, bahkan kera. Wow!
Ngeri? Sebetulnya, ada dua pasar yang tiap hari menjual daging hewan tak biasa itu di Sulut. Yakni, Pasar Beriman Tomohon dan Pasar Langowan. Namun, yang sering dikunjungi wisatawan memang Pasar Beriman Tomohon.
Di sana, daging binatang-binatang tersebut biasa disajikan sebagai menu utama saat ada hajatan. Misalnya, perayaan ulang tahun, pernikahan, atau syukuran rumah baru. Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon pun selalu menghidangkan masakan ekstrem itu tiap menggelar hajatan. Wali Kota Tomohon Jefferson Soleman Montesque Rumajar memang doyan masakan tersebut.
Memasaknya? Paniki, tikus, dan ular piton biasa dimasak dengan santan. Sedangkan RW umumnya dimasak pedas. ''Biasanya, seekor anjing membutuhkan satu liter rica (cabe merah, Red). Rasanya akan tambah strong jika disiram satu sloki cap tikus,'' tutur Artur Rotinsulu, warga Tomohon yang mengaku menyiapkan anggaran khusus untuk menghidangkan menu-menu ekstrem tersebut. Cap tikus yang dia sebut itu adalah minuman keras khas Manado yang terbuat dari aren.
Khusus daging babi, banyak pilihan cara memasak. Misalnya, dibakar (satey ragey), dimasak di bambu (tinorangsak, pangi), atau dimasak loba (dengan kecap manis dan gula aren). Bahkan, seekor babi kadang dipanggang sekaligus (babi guling) dengan ditaburi mentega dan perutnya diisi sayuran.
Daging kelelawar, tikus, RW, dan ular piton harus dibakar dulu sebelum dimasak. Membakarnya juga sampai gosong untuk memastikan daging benar-benar masak. Setelah itu, baru daging tersebut dipotong-potong untuk dimasak. "Kalau daging kelelawar harus direbus lagi sekitar dua jam," terang Vera Ruus, salah seorang tukang masak asal Kelurahan Kakaskasen.
Tentu pengunjung yang ingin mencicipi menu ekstrem tersebut tidak perlu beli daging di Pasar Tomohon, lalu memasaknya sendiri. Di Tomohon, Manado, dan daerah lain di Sulawesi Utara ada rumah makan yang menjual menu ekstrem itu. Sebut, misalnya, RM Megfra, Heng-Mien, Tinoor Jaya, Nathan, Pemandangan, Imanuel Ragey, dan Kawangkoan Ragey.
Rumah makan yang menyajikan menu ektrem tersebut umumnya berdiri di sepanjang jalan Manado-Tomohon. Wisatawan bisa mencicipinya sambil menikmati pemandangan Kota Manado dari ketinggian.
Yang ingin mencicipi menu tersebut disarankan mampir ke rumah makan sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Tomohon. Sebab, jika telanjur melihat daging hewan-hewan itu di pasar, dikhawatirkan wisatawan jadi ngeri memakannya.
Pajangan Kelelawar Tanpa Sayap
Pajangan Tikus Yang Sudah di Bakar Bulunya
Pajangan badan anjing yang siap di ecer
Tahap Pembakaran Bulu-bulu Anjing
Seorang Pedagang lagi Mencincang Daging Kelelawar