Senin, 02 Agustus 2010

Peristiwa Unik Dalam Perang Salib

Do you want to share?

Do you like this story?



Apakah kamu tahu, kalau Raja Richard dari Inggris tidak bisa berbahasa Inggris? Ataukah kamu pun tahu kalau Raja Richard dan Sultan Saladin (Sholahuddin Yusuf bin Ayyub) sering makan malam bersama di jeda pertempurannya? Seperti layaknya perang-perang yang lain, maka perang salib banyak sekali menyimpan cerita atau fakta unik didalamnya.

1. Richard "The Lion Heart", terkenal sebagai Raja Inggris, dan konyolnya beliau tidak bisa berbahasa inggris. Karena, sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.



Raja Richard "The Lion Heart"

2. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu, Richard juga dikenal sebagai ”The Absent King”.


3. Sangkin tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pernah mengatakan : “Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ke tangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi“.


4. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum muslim. Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh dibawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.



Sultan Salahuddin Yusuf bin Ayyub

5. Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin, mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai dirinya sebagai Raja Inggris.

Saladin menjawab, bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya itu dengan terlalu gegabah di dalam pertempuran. Sedangkan menurut Richard, Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran sekalipun.

6. Ketika ada salah satu panglima perang saladin memberontak, Richard membunuhnya dan menyerahkan kepalanya kepada saladin serta berkata, “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan “permainan” kecil kita”. Dan keesokan harinya mereka bertempur dengan sengit.


7. Pernah dalam suatu pertempuran, Richard melihat bahwa pedang saladin tumpul, dan dia menghentikan perang hari itu untuk memberikan kesempatan agar saladin mengasahnya terlebih dahulu.


8. Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak seperti Salahuddin Yusuf bin Ayyub?



9. Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.


10. Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari camp crusaders. Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders, yaitu tukang cuci baju.

Bahkan, kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini adalah no.1. Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa. Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu.

11. Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederick II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke Yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.


12. Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V. Beliau merasa di jaman itu (jaman dark ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan muslim. Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).




13. Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem, dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darah pun. Walaupun sebenernya, dia cuma menyewa ke-3 kota tersebut dari sahabatnya Sultan Malik dari Mesir.


14. Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan Al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, Al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya ‘berbahaya’.


15. Kekalahan pasukan Arab lebih sering karena mereka terpancing melakukan serangan terbuka melawan kavaleri berat Eropa. Dimana disiplin serta pengalaman tempur sukarelawan Jihad kalah jauh dari satuan tempur veteran Eropa khususnya ordo-ordo militer seperti Templar, Hospitallers, dan Teutonic Knight.


16. Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari insubordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para baron dan ordo militer yang sebenarnya saling tidak suka satu sama lainnya.



Selain itu, dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran (mercenary) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya. Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenarnya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack.

17. Pasukan Turki Khwaraziman yang menyerang Jerusalem tahun 1244 waktu itu, dikontrol oleh keturunan Genghis Khan, Eljigidei. Yang lucu dari pasukan ini, adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu Khan juga seorang Buddhis.


18. Sebenarnya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum kristiani ke Yerusalem, dan sudah diusir oleh khalifah Mesir. Akan tetapi, lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.

19. Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab. Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayap, melainkan juga menjadi pasukan khusus.


20. Membangun sepasukan knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 – 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara "full time". Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.




21. Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra kedua hingga ke-3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil.


Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.


22. Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib, yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja, khususnya apabila tertawan.

Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran.Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller, dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim.

Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Saladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin.

23. Saladin pernah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi, ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller saat dia memenangkan pertempuran Hattin. Sementara Richard The Lion Heart juga pernah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Saladin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko.


24. Kalau selama ini kita mendengar bahwa Saladin itu komandan yg santun, maka salah satu panglima mamluk, yaitu Baybar adalah komandan yang garang. Tidak kalah garangnya dalam soal bunuh-membunuh seperti crusaders.



Kalau crusaders dibawah pimpinan Richard pernah menghukum mati seluruh tawanan muslim di Aacre, pasukan Baybar juga membunuh semua orang kristen di Acre, termasuk pendeta dan perempuan. bahkan dia berkirim surat ke komandan crusaders untuk menceritakan detil pembantaian di dalam suratnya. Baybar bahkan sampai membuat lingkungan acre jadi gurun agar di masa depan sulit untuk jadi pangkalan crusaders lagi.

25. Saat pengepungan kota Acre, Baybars menggunakan siege weaponnya selain sebagai senjata penghancur berat jarak jauh, juga sebagai senjata psikologi dan biologi. Senjata katapel-nya tidak hanya melontarkan batu ke arah kota, tapi juga mayat pasukan musuh, tawanan anak-anak yang masih hidup serta bangkai binatang spt kuda, unta, dll. Di abad pertengahan hal itu kerap disebut sebagai ‘humor pasukan artileri’. Namun, Baybars melakukannya lebih intensif dan mengerikan.


26. Akibat dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Maka, Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan.


Di festival ini dikaji habis-habisan sirah Nabawiyah (sejarah Nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad. Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya sungguh luar biasa, banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.


Setelah membaca peristiwa-peristiwa diatas, kita dapat mengambil hikmah disana, bahwa perang tidak selalu mengutamakan hawa nafsu untuk membunuh belaka, namun ada etika-etika yang di dalamnya mengandung pelajaran-pelajaran kemanusiaan yang sangat berarti.

Sumber : http://siradel.blogspot.com/2010/08/peristiwa-unik-dalam-perang-salib.html



YOU MIGHT ALSO LIKE

Advertisements

Advertisements