Hari ini Gokiel Abiez berkata mengenai": BLOEMFONTEIN – Jerman menghancurkan Inggris 4-1 pada perdelapan final Piala Dunia 2010 di Stadion Free State, kemarin. Kombinasi serangan cepat (blitzkrieg) menjadi kunci keberhasilan Jerman mengalahkan musuh bebuyutan mereka. Gol kemenangan Der Panzer –julukan Jerman– dicetak Miroslav Klose pada menit ke-20, Lukas Podolski (‘32), serta aksi ganda Thomas Mueller (‘67,‘70).
Inggris hanya bisa mencetak gol hiburan lewat Matthew Upson (‘37). Di perempat final, Jerman menunggu pemenang duel Argentina- Meksiko yang berlangsung dini hari tadi. Bagi Jerman, hasil ini membuka peluang merebut gelar untuk kali keempat.Mereka sebelumnya telah menjuarai Piala Dunia pada 1954,1974,dan 1990. Sebaliknya, kekalahan membuat mimpi buruk Inggris belum berakhir. Selain saat menjadi tuan rumah tahun 1966, mereka tercatat tidak pernah mengalahkan negara yang pernah menjuarai Piala Dunia di babak gugur.
Catatan buruk tersebut diawali di Piala Dunia 1954. Mereka disingkirkan Uruguay (juara 1930 dan 1950) di perempat final.Pada Piala Dunia 1962,Inggris terhenti di 8 besar oleh Brasil (juara 1958).Grafik mengecewakan itu berlanjut di 1970 (Jerman Barat),1986 (Argentina), 1990 (Jerman Barat), 1998 (Argentina), dan 2002 (Brasil). Berbekal kemenangan pada laga terakhir di grup masing-masing, Jerman dan Inggrisberusaha menguasai pertandingan di Free State.
Namun Jerman yang berhasil menciptakan peluang pertama di menit kelima. Sayang tendangan Mesut Oezil masih bisa dimentahkan David James meski dirinya sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper berusia 39 tahun tersebut. Setelah itu, kedua tim berusaha membuka pertahanan lawan. Adalah kiper Manuel Neuer yang berhasil melakukannya. Tendangan gawangnya menembus lini belakang The Three Lions -julukan Inggris- tanpa bisa dicegah John Terry.
Klose yang lepas dari penjagaan Matt Upson kemudian tanpa kesulitan menaklukkan David James. Inilah gol keduanya di Piala Dunia 2010 dan ke-50 bersama Jerman. Tidak lama berselang,Jerman berhasil menciptakan gol keduanya. Mueller bermain satu dua dengan Klose untuk melewati Terry. Dia kemudian memberi umpan pada Podolski yang tanpa ampun membobol James.
Inggris kemudian sempat memperkecil ketertinggalan melalui tandukan Upson meneruskan umpan Steven Gerrard.Mereka bahkan bisa menyamakan kedudukan jika wasit Jorge Larrionda atau hakim garis Mauricio Espinosa lebih jeli. Tendangan Frank Lampard membentur mistar gawang dan memantul ke bawah.
Tayang ulang menunjukkan bola jelas melewati garis, tapi baik Larrionda maupun Espinosa tidak memberi gol bagi Inggris. Insiden ini mengingatkan kontroversi 44 tahun silam.Ketika itu, Inggris dan Jerman (masih menggunakan nama Jerman Barat) bertemu di final Piala Dunia 1966.Kedua tim terkunci pada skor 2-2 sebelum Geoff Hurst menendang bola sama ke mistar atas dan memantul ke bawah.
Namun,tidak seperti kali ini, wasit Gottfried Dienst menghadiahkan gol untuk Inggris, yang akhirnya berjaya 4-2. Terpacu pada ketidakadilan Larrionda, Inggris langsung tancap gas di babak kedua.Sayang gol tidak kunjung tercipta. Eksekusi tendangan bebas Lampard masih membentur mistar.Sedangkan sepakan James Milner diblok Jerome Boateng. Dalam pertandingan ini, Der Panzer menunjukkan kejeliannya.
Menggunakan blitzkrieg,mereka menemukan lubang pada pertahanan The Three Lions yang terlalu asyik menyerang. Hasilnya adalah dua gol cepat Mueller. “Menghadapi tim sekelas Inggris, kami harus memaksimalkan kesempatan setiap kali mendapatnya. Sebab mereka punya banyak pemain bagus. Saya kira kami berhasil strategi ini,” kata Mueller dikutip Reuters.
Masuknya Emile Heskey dan Shaun Wright Phillips pada menit ke 71 dan 87,pun tidak banyak membantu penyerangan Inggris.Serangan- serangan Inggris selalu gagal dikonversi menjadi gol.Sebaliknya, pasukan Der Panzer yang tampil lebih tenang di akhir-akhir laga justru lebih mengusai lapangan.
Tertinggal tiga gol, akhirnya Inggris pun menyerah. Usai laga, Pelatih Fabio Capello mengakui kekalahan anak asuhnya.Dia menilai Jerman patut menang.Namun Capello juga menyoroti kegagalan Larrionda memberi gol untuk anak asuhnya. “Itu keputusan krusial yang mengubah jalannya laga.Tentu kami tak bisa menyalahkan orang lain.Terlalu banyak kesalahan yang kami buat. Kami bermain baik saat 1-2.Tapi usai gol ketiga, harapan kami habis,”ujar Capello. (harley ikhsan)
Sumber : http://www.makassarterkini.com