Hari ini Gokiel Abiez berkata mengenai" :
Nanda menguap berkali-kali, saat Pak Luri menerangkan materi biologi. Murid kelas tiga SMP ini memilih mencorat-coret bukunya dengan gambar Captain Tsubasa, tokoh kartun jagoan bola pujaannya.
Pak Luri bukannya tidak mengetahui ‘kesibukan’ Nanda. Beliau sudah hafal segala bentuk ketidakpedulian murid badung itu terhadap materi pelajaran. Tetapi, efisiensi waktu, Pak Luri membiarkan ulah Nanda dan tetapi menyampaikan ulasan biologi pada murid-murid yang lain.
Kelas hening, seperti biasa. Nanda mulai bosan. Dia mulai membuat sketsa gambar Pak Luri. Sengaja diberi komentar-komentar bernada humor, lalu didistribusikan pada Ibas, teman sebangkunya. Ibas hanya tersenyum sebentar setelah melirik kalimat ‘’This is it! Guru berpenampilan terkeren abad ini!’’ Tak lupa, segaris anak panah menunjuk jambul rambut Pak Luri yang tenar seantero sekolah.
Nanda kecewa dengan respon Ibas yang terlalu biasa. Lalu, dia mulai meremas kertas dan melemparkannya ke Fani, teman yang duduk di depan bangkunya. Sial, pemandangan itu tertangkap mata Pak Luri. Layaknya gerakan slow motion, gumpalan kertas itu bergulir pelan, menggelinding, dan seorang kiper handal menangkapnya sebelum sampai tujuan: Pak Luri!
‘’Saya tidak akan mengajar kelas ini sebelum Nanda meminta maaf.’’
Ucapan Pak Luri terdengar beku. Beberapa siswa tertunduk takut, sebagian kasak-kusuk sambil melirik ke arah Nanda yang terlihat biasa-bisa saja. Baru setelah Pak Luri keluar dari pintu, kelas berdengung seperti kawanan lebah.
“Pokoknya aku nggak mau minta maaf!”
“Nda, tolong, demi teman sekelas.” Putri Sang Ketua Kelas merajuk.
“Lihat saja nanti.”
***
Pak Luri baru saja menjalankan ibadah sholat dhuhur, saat sepatu hitam kesayangannya mendadak lenyap dari tempatnya. Guru biologi yang terkenal berprestasi itu menyusuri sepanjang tangga mushola sekolah, tetapi yang dicari nihil. Beberapa murid yang mengetahui kejadian ganjil itu pun terkikik pelan sambil melirik ekspresi bingung Pak Luri.
Mendapati dirinya dipermalukan, Pak Luri naik pitam. Dengan langkah tergesa, tanpa alas kaki pula, Pak Luri berlari ke arah ruang guru. Dan, semenit kemudian, seluruh siswa di sekolah pun mengikuti siaran live yang diperdengarkan melalui pengeras suara.
“Diberitahukan kepada seluruh siswa. Bagi yang mengetahui di mana sepatu Pak Luri disembunyikan, harap segera dikembalikan.” Suara Pak Luri bergema, memantul di dinding-dinding kuning, menjalar di kantin, dan, tentu saja, langsung menusuk gendang telinga Nanda.
“Rasakan!” batin Nanda penuh kemenangan.
***
Insiden sepatu telah terjadi beberapa tahun lalu. Namun jika mengingatnya, Nanda ingin kembali ke masa itu untuk men-delete semua rencana usilnya. Memang dia yang menyembunyikan sepatu itu di atas atap kelas. Dan, seluruh saksi memberatkan posisinya.
Sebagai konsekuensi, saat itu dia diskors seminggu lamanya. Namun, yang membuatnya sangat-sangat menyesal adalah, sejak itu Pak Luri mengajukan kepindahan ke sekolah lain, sebelum Nanda sempat meminta maaf.
Sumber : http://www.anggrahinikd.com/usil-membawa-petaka-kisah-konyol-masa-sma/